selamat datang di blog Badan eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman. blog ini merupakan program kerja departemen jaringan dan hubungan masyarakat bem fkip. terima kasih atas kunjungannya. semiga bermanfaat. teruslah berkarya untuk agama dan bangsa.

Rabu, 17 Desember 2008

Resensi Film: I Not Stupid



Untuk mahasiswa dari Prodi Bahasa Inggris jangan keburu Protes dulu dengan judul yang saya tulis, meskipun saya bukan dari Prodi B.Inggris, percaya deh saya gak salah ketik . Judul filmnya memang seperti itu tidak ada satu huruf pun yang saya lewatkan. Film dari negeri Singapura ini memang punya judul yang agak aneh dari sisi tata bahasa. Tapi itulah yang jadi salah satu khas dari negara tetangga kita itu,mereka punya gaya bahasa inggris yang rada unik.
Sebenarnya film ini udah lama banget rilisnya, sekitar tahun 2002. Tapi sepertinya memang tidak terlalu populer di Indonesia. Saya pernah ngobrol dengan mahasiswa dari Pendidikan Kimia, katanya film ini pernah di tonton bareng sama temen-temen HMPK.
Memang film ini cocok banget buat mahasiswa yang kuliah di fakultas keguruan karena tema yang diangkat adalah tentang pendidikan, meskipun settingnya diambil di Singapura saya rasa gak ada salahnya di tonton. Karena banyak hal yang bisa diambil untuk jadi bahan refleksi untuk pendidikan Indonesia.
Untuk yang belum nonton semoga resensi ini bikin kalian penasaran dan buruan cari kesetnya untuk di tonton rame-rame terus di diskusikan apa aja yang bisa dipelajari dari film ini. Untuk yang sudah nonton, kita nostalgia aja sambil ingat-ingat gimana jalan ceritanya. Ok, dah kepanjangan “intro” nya langsung aja kita cari tahu seperti apa film I Not Stupid sebenarnya.
Film dibuka dengan adegan tiga sekawan Liu Kok Pin, Ang Boon Hock dan Teryy Kho yang di jemput orang tua masing-masing. Mereka memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Ayah Kok Pin bekerja di sebuah Biro Iklan, selalu pulang larut malam dan memasrahkan pendidikan anaknya kepada sang Istri. Terry anak pengusaha sukses yang suka main perintah, dengan ibu yang suka mengatur. Sedangkan Boon Hock murid yang pintar dan suka membantu ibunya berjualan di warung mi milik keluarga.
Ada satu hal yang menyatukan mereka yaitu ketiganya berada dalam satu kelas yang sama yaitu EM3 sekolah dasar. Di singapura, pada saat anak-anak usia 12 tahun, anak dikelompokkan dalam 3 kategori yakni anak-anak yang memiliki kecerdasan tinggi (EM1), rata-rata (EM2) dan anak-anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata (EM3).
Sesungguhnya, bila mereka dianggap kurang berprestasi tidak sepenuhnya tepat. Kok Pin adalah anak yang memiliki bakat melukis. Tapi sayangnya bakat itu tidak berarti bagi sistem pendidikan disana. Anak yang pintar adalah yang menguasai matematika dan ilmu pengetahuan. Dan itu yang sangat diinginkan oleh orang tua mereka bertiga.
Alhasil, banyak tuntutan yang harus mereka penuhi, sekolah yang semestinya menjadi tempat menyenangkan untuk menggali ilmu berubah seperti sebuah penjara bagi trio bocah ini. “Disinilah penjara yang pernah kita jalani”, kalimat itu yang menjadi narasi pembuka film ini.
Film ini menggambarkan bagaimana tekanan yang harus diterima oleh anak-anak di negeri Singa datang dari berbagai penjuru. Sistem pendidikan yang membuat mereka jengkel (dengan klasifikasi berdasarkan kecerdasan kognitif) di tambah lagi dengan orang tua yang memaksakan kehendak pada mereka. Hal itu di alami oleh Terry, anak orang kaya tapi teramat penurut pada ibunya, atau Kok Pin yang harus menerima sabetan rotan saat nilai ulangannya jeblok. Hasilnya Justru membuat Kok Pin semakin putus asa, sampai-sampai mencoba bunuh diri.
Semangat Kok Pin tumbuh kembali ketika kawan-kawannya yang di culik ditemukan akibat gambar sketsa wajah penjahat yang dibuatnya. Film ini berakhir dengan bahagia Ketika Ibu Kok Pin selamat dari maut karena donor sumsum dari sahabat Kok Pin ,Terry. Peristiwa itu sekaligus membuat ayah mereka yang bermusuhan berdamai. Di tengah kegembiraannya itu, gurunya memberi kabar Kok Pin mandaptakan beasiswa ke Amerika Serikat karena bakat menggambarnya.
I Not Stupid adalah Film yang bisa buat kita tertawa dan menangis pada saat bersamaan. Karena kepiawaian sutradara untuk mengemas cerita menjadi menarik, mengiris tetapi tetap renyah karena disisipi dengan komedi yang ringan. Drama keluarga yang menggambarkan kehidupan 3 anak sekolah dasar yang harus berjuang untuk mencapai prestasi yang bagus. Yang tidak biasa dari film ini adalah kemampuan sutradara bertutur dari sudut pandang si anak. Sutradara meneguhkan bahwa ada hubungan sebab akibat yang sangat erat antara pendidikan oleh orang tua di rumah dan performa anak-anak.
Film ini mengingatkan kita semua baik itu pihak sekolah, orang tua murid, birokrat pendidikan atau siapapun yang perduli akan pendidikan bahwa setiap anak memilki kecerdasanya sendiri. Mereka tidak boleh dipinggirkan, apalagi dirampas hak pendidikannya, hanya karena gagal dalam ujian matematika atau salah satu mata pelajaran lainnya. Tidak ada anak yang bodoh!!!(MsU)

1 komentar:

U-Chan mengatakan...

Untuk BEM FKIP Saya tunggu info nya kalo mau ngadain Nonton Bareng Film Ini!!!!

Posting Komentar